Menurut KBBI (2002:282) Berpikir adalah menggunakan akal
budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Sedangkan menurut Burhan
dan Mehra (Amalia, 2008:33) berpikir adalah suatu kegiatan jiwa untuk mencapai
pengetahuan. Melalui proses berpikir tersebut maka pengetahuan lain kan
diperoleh.
Menurut Ruggiero (siswono,2009) berpendapat bahwa berpikir
adalah suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan
suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi suatu hasrat
keingintahuan (fulfil a desire to
understand)
Terlepas dari banyak pendapat mengenai definisi berpikir,
ada sebuah pertanyaan yang lebih membingungkan. “ Kapan kita bias tahu orang
itu sedang berpikir?”
Apakah sebuah kalimat yang menyatakan “Aku sedang berpikir”
mengartikan orang itu berpikir?
Benarkah semacam itu?
Jika berpikir adalah sebuah proses pastilah berpikir itu
mempunyai input dan produk.
Melihat dari sisi input, input seperti apa yang
menggambarkan pemikiran itu berkualitas?
Apakah tentang kuliah? Atau tentang memikirkan masa depan?
Bukankah input pemikiran yang berkualitas itu adalah masalah
umat? Begitu banyak masalah yang ada disekitar kita. Sadarkah kita?
Dilihat dari produk, Apa sebenarnya produk pemikiran yang
berkualitas?
Apakah hanya sebatas bicara kalau “Aku sedang berpikir” atau
sebuah omong kosong yang disampaikan (agar terlihat berpikir?) dan tidak ada
realisasi? Apa bedanya dengan dongeng? Kita bukan anak kecil. Masih sukakah
dengan dongeng? Oke, mungkin dongeng adalah alat membentuk karakter anak. Tapi apakah
kita anak-anak yang suka mengkhayal tanpa ada realisasi? Masihkah kita mengaku
dewasa?
Bukankah produk berpikir adalah jalan keluar masalah yang
menjadi input? Bukan dongeng yang hanya
menambah masalah?
Masihkah kita menganggap kita sudah benar-benar berpikir?
Masalah apa yang sudah kita perbuat untuk umat ini?
Apakah menganggap pemikiran kita adalah yang terbaik menjadi
jalan keluar masalah umat?
Bukankah Rasul mencontohkan menghargai pendapat orang lain? Bukankah
beliau mencontohkan menghargai keputusan musyawarah?
Semoga kita menjadi orang yang menghargai pemikiran orang
lain dan bisa berpikir yang berkualitas. Kebenaran mutlak hanya milik Allah
SWT.
Astaghfirullahal adzim…